Label

Feel (1) Gadged (2) Games (2) Inspirasi (1) journal (6) komikus (2) Opening (1) Photo (8) Sosial World (2) special story (1)

Kamis, 27 Mei 2010

Where I'am Now

by: Putri Nabila Auliya



Di balik Cahaya yang terang...

Dan di balik kota yang indah...

Terlihat orang-orang yang tidak sempurna...



"Di dunia ini tak ada yang sempurna."

Kehidupanku juga tak sempurna, begitu pikirku (Mikha).

Aku senang sekali memotret. Aku selalu memotret pemandangan alam dan orang yang kesusahan mencari nafkah demi dirinya sendiri. Karena itulah inspirasiku.

"Mulai besok, libur 3 hari!!!", seru pak guru di kelasku. Semua murid merasa senang, aku pun termasuk dalam lingkaran anak-anak yang merasa bahagia itu. Kupikir, kalau aku libur berarti aku bisa lebih banyak memotret dengan kamera peninggalan kakek ku. Menambah inspirasi di hari libur itu bagus. Aku jadi tak sabar memotret di hari esok! (pikir Mikha dengan senag)

Di rumahnya, Mikha sedang menyiapkab barang yang akan dibawa besok. Seperti memo, pensil, handpone, cemilan, minuman, dan lain-lain. Tak lupa kamera yang biasa ia pakai untuk memotret.

Malampun berlalu. Kini, malam pun berubah menjadi pagi nan indah bagi Mikha. Mikha bersiap-siap pergi bersama sang kamera. Sebelum itu, Mikha sarapan bersama neneknya, ayah dan ibunya yang akan pergi ke kantor perusahaan ALLEGIANCE PRODUCTION. Perusahaan terbesar ke-3 di suatu benua.

"aku pergi ya, nek!", teriak Mikha sambil berlari menuju gerbang rumahnya. Walaupun Mikha mempunyai mobil dan supir, ia lebih memilih berjalan kaki saja. Karena dengan berjalan kaki, selain sehat juga dapat langsung memotret pemandangan yang bagus walaupun di kota besar.

Langkah demi langkah Mkha berjalan. Mikha pun berhenti di depan tempan penampungan anak yatim yang kecil dan tak terurus. Mikha senang memotret anak-anak dari panti itu. Bukannya 'senang' kalaumereka menderita. Tapi, bagi Mikha itu adalah inspirasi yang tercipta oleh Tuhan Yang Maha Esa.

"Dik, siapa namamu?", tanya Mikha pada seorang gadis kecil yang memakai kursi roda.

"Namaku Mii. Nama kakak siapa? Sepertinya kakak baru di sini.", tanya gadis kecil itu yang bernama Mii.

"Namaku Mikha. Aku nukan anak panti, tapi aku hanya mampir ke sini", jawab Mikha kepada Mii.

Mikha pun bertanya-tanya tentang panti ini kepada Mii. Mii dengan senag hati menjawab pertanyaan Mikha.

"Dulu, sebelum kami berada di panti ini. Kami dipekerjakan dengan para orang-orang dewasa yang tak bermoral. Kami dipaksa bekerja demi mencari uang untuk mereka. Uang itu dipakai untuk berfoya-foya. Kamipun tak diberi makanan sedikit pun. Lalu, setelah kami taak berguna, kami disiksa. Kami disiksa layaknya seperti binatang liar. Di antara kami semua, ada 3 anak yang sudah meninggal karena orang dewasa itu. Dan akhirnya, Bu Wiwik lah yang menampung kami semua. Dia berhati baik dan tulus ikhlas. Kami nggak mau meninggalkan tempat ini."

Cerita Mii kepada Mikha sampai Mikha merasa iba mendengarnya.

"Oh, iya. Selain kakak, ada kakak lain yang sering menjenguk kami dan mengajak bermain, loh!", seru Mii yang wajahnya berubah menjadi ceria.

Datanglah seorang cowok yang kelihatannya sebaya dengan Mikha. Semua anak panti menyambutnya dengan gembira dan dilintasi senyum di wajahnya.

"Inikah orang yang tadi dimaksud Mii itu?", pikir Mikha.

Mii pun memperkenalkan cowok itu yang bernama Josh. Dia cowok yang memakai topi dan sering menundukan kepalanya. Mungkin dia malu kepadaku. Tapi malu kenapa?



Sekarang, waktunya anak-anak panti tidur siang. Karena tak ada kerjaan, Josh mulai bertanya.

"Kamera itu kau gunakan untuk memotret apa?", tanya Josh.

"Hmmm... Memotret pemandangan alam dan anak-anak yang bermain di perjalanan.", jawab Mikha sambil memperlihatkan foto-foto yang ada dalam kamera itu.

"Tak ada foto artis atau tempat-tempat yang bagus di kota besar.",tanya Josh lagi kepada Mikha.

"sebelum itu, akan kuajak kau ke tempat yang bagus", ajak Mikha memotong pembicaraan tadi.

Mikha berlari dan Josh mengikuti Mikha. Mikha pun berhenti tepat di depan menara jam kota. Mikha pun mengajak Josh ke atas menara jam untuk melihat pemandangan yang indah.

"Ini dia, pemandangan yang paling ku suka.Di sini, au selalu makan ice cream dengan almarhum kakek. Mungkin kakek sudah tiada, tapi aku tetap berwajah bahagia.", kata Mikha.

"Ngomong-ngomong, apa jawaban dari pertanyaanku tadi?", tanya Josh dengan heran.

"Ah, iya! Maaf.", kata Mikha.

Sambil menatap ke depan, Mikha berkata,"Aku tak suka memotret manusia yang menganggap dirinya sempurna. Bahkan bangunan manusia yang merusak alam. Aku lebih baik memotret anak jalaan dari pada itu. Karena, mereka tak memandang dirinya sebagai yang sempurna. Manusia membuat tampilan dirinya sempurna dan diakui orang ain aku tak suka itu. Di dunia ini tak ada yang sempurna kecuali Tuhan, kan?".
"Aku baru melihat gadis yang berpikiran positif selama ini," ucap Josh dengan rasa kagum.
"Ah... Terima kasih, aku jadi malu sendiri," gumam Mikha yang wajahnya tersipu malu.
Akhirnya, pembicaraan pun selesai. Kini, mereka hendak pulang. Dengan malu-malu Josh bertanya, "Mau ku antar sampai ke rumahmu?".
"Ah, nggak usah. Nggak apa-apa aku akan jalan kaki sampai ke rumah.", jawab Mikha dengan perasaan tak enak hati.
Tiba-tiba terdengar suara laki-laki yang memanggil Josh dengan sebutan "Tuan". Dan kelihatanya Josh mengenali orang itu. Laki-laki itu pun mendekati Josh. Kukira dia siapa, ternyata supirnya Josh.
"Ah! tunggu dulu! Kamu bukan rakyat jelata kan? Mungkin keluargamu mempunyai perusahaan besar?", tegur Mikha kepada Josh.
"Kamu bilang apa? Memang Tuan Muda Josh adalah anak pemilik perusahaan ALLEGIANCE PRODUCTION!", jawab supir Josh dengan ekspresi muka yang tidak menyenangkan.
Mikha pun kaget dan meminta maaf pada pada Josh atas kekuang sopanannya dalam berbicara dan saat bersamanya tadi. Josh pun memaafkannya dengan cuma-cuma.
"Ternyata kamu putri tunggal Manajer, ya! Jasa keluargamu sangat membantu perusahaan keluargaku. Terima kasih atas kerja samanya.", ucap Josh dengan air muka yang menyenangkan.
Mungkin, benar kata orang. Dunia ini sempit sampai orang yang berjauhan dan tak mempunyai ikatan bisa bertemu. Tuhan menentukan takdir yang melengkapi hidupku. Walaupun aku tak sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Slide Shows